Sunday, February 24, 2013



MODEL-MODEL STRUKTUR WACANA


Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Wacana Bahasa Indonesia
Asuhan
Noor Cahaya, S.Pd., M.Pd.




Kelompok 1
Lisa Wulandari                                 A1B110036
        Iffatul Hikmah Nurhidayah             A1B110040
Rina Rahmawati                               A1B110002
Andreow Kony                                  A1B110046



unlam6






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
                                                                                             


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan dan tertulis.(Henry Guntur Tarigan, 1987). Istilah wacana digunakan untuk semua bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi tertulis (Renkema, 2004:65).
Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan antara wacana tertulis dan wacana verbal. Menurut Wallace Chafe (dalam Renkema, 2004:65), perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) menulis membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada berbicara dan (2) penulis tidak memiliki kontak dengan pembaca.
Di sini kami akan menjelaskan mengenai model-model struktur pada wacana, diantaranya model struktur pertukaran dalam percakapan, model struktur pertukaran di dalam kelas dan model struktur wacana iklan.
Wacana percakapan merupakan interaksi komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan tuturan. Akan tetapi, percakapan lebih dari sekedar pertukaran informasi (Ismari, 1995: 3). Pada wacana percakapan terdapat giliran tutur (turn-taking) dan pasangan berd Pada interaksi di kelas terdapat tiga lapisan pertukaran, yaitu tindak, gerak, dan pertukaran (Ramirez dalam Arifin dan Rani, 2000: 52-55).ekatan (adjacency pair)
Berkenaan dengan struktur wacana, bolen (1984) memandang struktur wacana iklan dari segi proposisinya. Menurut pendapatnya, wacana uklan mempunyai tiga unsur pembentuk struktur wacana, yaitu (1) butir utama (Headline), (2) badan (Body), dan (3) penutup (close) yang dalam struktur wacana iklan tersebut dikaitkan dengan permasalahan tahap-tahap untuk mencapai tujuan.

2.      Rumusan Masalah
a.                   Bagaimanakah model struktur pertukaran dalam percakapan?
b.                  Bahaimanakah model struktur pertukaran di kelas?
c.                   Bagaimanakah model struktur iklan?

3.      Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan:
a.                   model struktur pertukaran dalam percakapan,
b.                  model struktur pertukaran di kelas, dan
c.                   model struktur iklan.


BAB II
PEMBAHASAN
Wacana memiliki struktur. Struktur wacana sifatnya lebih terbuka dibandingkan dengan struktur kalimat. Maksudnya, kemungkinan variasi susunan unsur-unsur kalimat sangat terbatas, sedangkan kemungkinan variasi susunan unsur-unsur wacana lebih besar. setiap jenis wacana memiliki model masing-masing. Dalam makalah ini dipaparkan model struktur wacana dari tiga jenis wacana, yaitu wacana dalam percakapan, wacana di kelas, dan wacana struktur iklan.

a.                   Model Struktur Pertukaran dalam Percakapan

            Wacana percakapan merupakan interaksi komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan tuturan.
      Seperangkat pola tersebut terdiri dari beberapa komponen, yaitu inisiasi (I) - umpan/pemicu, respon (R) - tanggapan, dan feedback (F) - umpan balik. Beberapa contoh pola struktur pertukaran percakapan, yaitu [I R R]. [I (R)], [I RF], [I (R)/IR], dan pola baru I[I (R)R].

Beberapa ilmuan yang membicarakan model struktur pertukaran:
1.Belack
Belack, dkk. (dalam Coulthard, dkk.1981; Sinclai dan Coulthard, 1975 : 17-18) mengususlkan 4 struktur wacana dalam kelas :
a.pertukaran (structuring)
perilaku untuk mengarahkan kelangsungan peristiwa pedagogis dan mengajak siswa untuk memperhatikan sesuatu
b.Permintaan (soliciting)
suatu kategori unsur struktur yang dimaksudkan untuk memancing munculnya tanggapan, baik tanggapan verbal maupun nonverbal dari siswa
c.Penanggapan (responding)
tindakan jawaban atas permintaan yang menyatakan hubungan timbal-balik
d.Pereaksian (reacting)
kategori tindak berupa tindak lanjut dari kategori sebelumnya yang mungkin berupa penjelasan, ringkasan, dan perluasan dari apa yang telah dikatakan lebih dahulu
2.Mitchell
Mitchell mengatakan struktur wacana transaksi dalam jual beli terdiri dari salam, pemilihan barang, pemeriksaan barang, kesepakatan dan simpati.
3.Stubbs
Menurut Stubbs (1981:107-109), struktur pertukaran dapat digunakan untuk melihat koherensi wacana. Dalam penentuan fungsi satuan-satuan percakapan seorang peneliti dapat menggunakan intuisinya dengan diperkuat oleh data dari informan.
Pertukaran merupakan sebuah satuan terkecil dalam interaksi. Sebuah pertukaran diawali oleh sebuah pemicu atau inisiasi yang berfungsi sebagai pembuka interaksi. Pemicu itu diikuti oleh sebuah tanggapan atau respon (R). Tanggapan diikuti oleh umpan balik (F) yang bersifat manasuka.
Ada 3 langkah untuk menentukan struktur pertukaran :
1.menggunakan intuisi peneliti
2.menggunakan informan
3.memanfaatkan data alamiah
dengan langkah tersebut secara teoritis dapat diprediksi kemungkinan ragam struktur pertrukaran
1.jenis I : (Inf) mempunyai ragam
a.[Inf]
b.[Inf(F)]
c.[Inf (IrR)(F)]
2.Jenis II [IR] mempunyai ragam
a.[IR]
b.[IR(F)]
c.[IR(IrR)(F)]
3.Jenis iii :[IR/IR] mempunyai ragam
a.[IR/IR]
b.[IR/I(F)]
c.[IR/I(IrR)(F)]
c.[IR/I(IrR)(F)]

Stenstrom (1994:49) mengatakan ada tiga jenis pertukaran, yaitu:
1. Pertukaran Pernyataan (Stating Exchange)
Contoh
A : Dia Muslim [inisiasi]
B : Em..[Respon]
2. Pertukaran Pertanyaan (Questioning Exchange)
Contoh
A : Apakah kamu mengajar? [Inisiasi]
B : Tidak, aku tidak bisa mengajar. [ Respon]
A : Aku mengerti [Tindak Lanjut]
3. Pertukaran Permintaan (Requesting Exchange)
Contoh
A : Dapatkah kamu menahannya beberapa menit saja? [Inisiasi]
B : Ok! [ Respon]

b.                  Model Struktur Pertukaran di Kelas
Kajian terhadap bahasa lisan dalam interaksi kelas merupakan kajian wacana. Pada hakikatnya perilaku guru di dalam proses pembelajaran di dalam kelas merupakan refleksi dari ideologi yang dianutnya. Dengan melihat perilaku guru dalam bertindak di dalam kelas akan tergambar bagaimana guru memandang posisi siswa. Apakah guru memandang siswa berdasarkan konsep atasan-bawahan ataukah berdasarkan konsep bahwa guru sebagai motivator dan fasilitator serta siswa sebagai patner (mitra). Hal itu merupakan realisasi dari sistem pikiran dan kepercayaan yang ada pada diri guru itu sendiri.
            Pada interaksi di kelas terdapat tiga lapisan pertukaran, yaitu tindak, gerak, dan pertukaran (Ramirez dalam Arifin dan Rani, 2000: 52-55). Dijelaskan bahwa pertukaran itu merupakan suatu interaksi yang terkecil dan melibatkan dua peserta atau lebih. Secara umum pola pertukaran dirumuskan sebagai pembuka, jawaban, dan tindak lanjut.
Contoh pembuka di kelas seperti:
·         Pertanyaan pura-pura, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui informasi, penjelasan, alasan, dan sebagainya yang sebenarnya telah diketahui oleh penutur. Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui pengetahuan masa lampau para pendengar. Biasanya bentuk kalimat yang digunakan untuk pertanyaan ini adalah kalimat tanya. Contoh: materi kita minggu depa membahas mengenai apa anak-anak?

·         Permintaan secara langsung, yaitu ujaran yang berisi permintaan dalam bentuk perintah yang memerlukan jawaban atau tindakan pendengar. Bentuk ujaran yang digunakan biasanya berupa kalimat suruhan. Tindak tutur ini dibedakan sebagai permintaan keras secara langsung untuk kepentingan pengelolaan kelas dan permintaan keras secara langsung untuk kepentingan disiplin. Contohnya: Amir, tolong pimpin doa!

·         Permintaan tak langsung, yaitu ujaran yang berisikan permintaan dalam bentuk perintah lunak yang memerlukan jawaban verbal atau tindakan dan cara penyampaiannya secara tidak langsung. Biasanya ujaran yang digunakan berupa kalimat tanya. Permintaan lunak tak langsung dibedakan menjadi dua macam, yaitu untuk kepentingan disiplin dan pengelolaan kelas.
Untuk kepentingan disiplin misalnya: anak-anak, jangan ribut!
Untuk pengelolaan kelas misalnya: tolong kursinya dirapikan!

·         Informatif, yaitu ujaran dalam bentuk pernyataan yang berisi pendapat, ide, contoh, alasan, dan sebagainya yang ditujukan kepada mitra tuturnya. Bentuk ujaran yang digunakan biasanya berupa kalimat berita, bukan kalimat tanya. Tindak tutur ini dibedakan menjadi informatif berperan serta dan informatif tidak berperan serta.
Contoh: sudah 3 hari dia tidak hadir karena sakit



·         Metastatement, yaitu suatu pernyataan yang berisi suatu informasi yang sedang terjadi atau akan terjadi selama peristiwa belajar-mengajar.
Contoh: minggu depan kita adakan ulangan harian, kalian diharapkan belajar sungguh-sungguh!
·         Ekspresif, yaitu suatu ujaran yang bersifat pribadi dalam bentuk komentar, penghargaan, atau pelahiran emosi yang lain. Dalam interaksi di kelas, ujaran ini ditujukan pada siswa dan biasanya tidak berhubungan dengan pelajaran.
Contoh: wah, bagus sekali kamu hari ini terlihat bersemangat!

Jawaban

·         Tindak tutur yang terjadi dalam gerak ini lebih sedikit kemungkinannya, seperti di bawah ini.
·         Menjawab, yaitu suatu tanggapan terhadap sebuah pertanyaan yang ditujukan pada dirinya. Tindak tutur ini dibedakan menjadi menjawab dengan berperan serta dan tidak berperan serta, misalnya jawaban dalam bentuk pendapat pribadi, perasaan, sikap, dan sebagainya.
Pendapat pribadi misalnya: bukankah lebih baik jika baju itu disetrika dulu
Jawaban dalam bentuk perasaan misalnya: aku lebih senang jika ibunya murah senyum.

·         Timbal balik, yaitu tanggapan dalam bentuk tindak verbal ataupun tindal nonverbal sebagai jawaban dari permintaan atau perintah. Contoh:
Pertanyaan: apa kamu mengerjakan PR matematika?
Timbal balik: belum selesai betul!

·         Ucapan terima kasih, yaitu tanggapan untuk mengucapkan terima kasih atas sebuah informasi yang diberikan.

·         Pengulangan, yaitu bentuk pengulangan terhadap ujaran dalam bentuk pembuka.

·         5Pemicu ulang, yaitu suatu ujaran yang ditujukan pada siswa untuk mengulang atau memulai lagi.

       Tindak Lanjut(feedback)
Tindak tutur yang terdapat pada gerak ini, antara lain:
·         Penerimaan, yaitu ujaran yang berisi penerimaan terhadap jawaban siswa. Misalnya: bagus sekali jawabannya
·         Penghargaan, yaitu ujaran yang berisikan penilaian terhadap jawaban atau pertimbangan kualitas. Contoh: bagus sekali pendapatmu Sin, bagaimana dengan yang lain?
·         Komentar, yaitu ujaran dalam bentuk pernyataan. Komentar ini biasanya mengikuti penerimaan, penghargaan, pembentulan.
Contoh: jadi seperti yang Sinta sampaikan tadi, bahwa....

·         Pembetulan, yaitu ujaran yang dimaksudkan untuk membetulkan jawaban siswa.
Siswa: drama musik
Guru: musikalisasi drama
·         Pengulangan, yaitu ujaran dalam bentuk pengulangan jawaban siswa.
Siswa: Dewan Perwakilan Rakyat
Guru: Dewan Perwakilan Rakyat
·         Parafrase, yaitu ujaran dalam bentuk pengubahan bentuk jawaban siswa.
Siswa :   konjungsi
Guru  :   ya, konjungsi juga disebut sebagai kata penghubung.


c.                   Model Struktur Iklan
            Struktur wacana dalam iklan dapat dilihat dari segi posisinya. Menurut Bolen, iklan mempunyai tiga unsur struktur pembentuk wacana, yaitu butir utama (headline), badan (body), dan penutup (close).
- Butir Utama : merupakan tujuan pertama dalam wacana iklan untuk menarik perhatian. Untuk itu, diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian dari para calon konsumen.
- Badan Iklan : mempunyai tujuan untuk menarik minat dan kesadaran para calon konsumen. Berdasarkan motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, yaitu motif emosional dan motif rasional. Maka bagian badan wacana iklan hendaknya mengandung alasan objektif (rasional) dan alasan subjektif (emosional).
- Bagian Penutup : berisi informasi-informasi lain yang berhubungan dengan topic yang diiklankan baik itu berupa slogan, layanan konsumen, ataupun menampilkan merek dagang. Informasi jenis ini disebut butir pasif. Tujuan yang bisa kita temui dalam sebuah iklan adalah memberikan pengaruh yang berupa ajakan atau dapat merubah tindakan tertentu pada seorang calon konsumen.
            Apabila iklan tersebut mendapatkan respon dengan membangkitkan minat dan kesadaran dari si konsumen maka komunikasi yang disampaikan melalui wacana dalam iklan tersebut telah berhasil.
Contohnya dalam iklan Harpic pembersih kloset.
a.                   Butir utama (headline)
Sahnaz: Ibu RT siapa yang nantangin kita bersiin kloset rumahnya jadi kaya baru lagi?
Ibu RT: Ada, ibu Lily.
Sahnaz: Hallooo. Yakin ga ada yang bisa bersihin kloset bersih kaya baru lagi?
Ibu Lily: Yakin! Karna aku sudah coba menggunakan deterjen, aku sikat-sikat, tapi hasilnya noda itu tetap tidak ilang.
Sahnaz: Sudah coba Harpic baru?
Ibu Lily: Belum.
Sahnaz: Harpic pembersih khusus kloset yang bisa membuat kloset anda bersih kaya baru lagi.
Ibu Lily: Bisa dibuktikan?
Sahnaz: Hanya dengan SMS. Siram harpic dari dalam lekukan kloset tempat kuman dan kotoran bersarang. Mari menunggu 30 menit. Sikat sedikit. Lihat!
Ibu Lily: Waw! Bersih sekali mba Sanaz, kaya baru lagi. Kalau gitu aku mau pakai harpic baru.
Sahnaz: Anda siap dengan tantangan harpic?

            Kata-kata yang dicetak tebal merupakan kata yang dapat menarik perhatian konsumen.
b.                  Badan iklan
Sahnaz: Ibu RT siapa yang nantangin kita bersiin kloset rumahnya jadi kaya baru lagi?
Ibu RT: Ada, ibu Lily.
Sahnaz: Hallooo. Yakin ga ada yang bias bersihin kloset bersih kaya baru lagi?
Ibu Lily: Yakin! Karna aku sudah coba menggunakan deterjen, aku sikat-sikat, tapi hasilnya noda itu tetap tidak ilang.
Sahnaz: Sudah coba Harpic baru?
Ibu Lily: Belum.
Sahnaz: Harpic pembersih khusus kloset yang bisa membuat kloset anda bersih kaya baru lagi.
Ibu Lily: Bisa dibuktikan?
Sahnaz: Hanya dengan SMS. Siram harpic dari dalam lekukan kloset tempat kuman dan kotoran bersarang. Mari menunggu 30 menit. Sikat sedikit. Lihat!
Ibu Lily: Waw! Bersih sekali mba Sanaz, kaya baru lagi. Kalau gitu aku mau pakai harpic baru.
Sahnaz: Anda siap dengan tantangan harpic?
                        Kata yang dicetak tebal merupakan penegasan bahwa alasan yang dikemukakan pada bagian badan iklan tersebut bersifat subjektif. Alasan dikemukakan dengan demo cara membersihkan kloset sehingga konsumen memiliki motif emosional dan tertarik untuk menggunakan produk tersebut.
c.                   Bagian penutup
Sahnaz: Anda siap dengan tantangan harpic?
            Bagian penutup iklan ini berupa pertanyaan yang membuat konsumen penasaran dengan produk ini.
BAB III
PENUTUP
a.                   Simpulan
Dari pemaparan materi di atas dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut.
·         Struktur pertukaran diartikan sebagai suatu perangkat aturan yang digunakan oleh peserta percakapan dalam melakukan pertukaran informasi. Aturan ini ditekankan pada seperangkat pola atau urutan-urutan tingkah laku yang teratur dalam melakukan hubungan timbal-balik.
·         Pada interaksi di kelas terdapat tiga lapisan pertukaran, yaitu tindak, gerak, dan pertukaran (Ramirez dalam Arifin dan Rani, 2000: 52-55). Dijelaskan bahwa pertukaran itu merupakan suatu interaksi yang terkecil dan melibatkan dua peserta atau lebih. Secara umum pola pertukaran dirumuskan sebagai pembuka, jawaban, dan tindak lanjut.
·         Struktur wacana dalam iklan dapat dilihat dari segi posisinya. Menurut Bolen, iklan mempunyai tiga unsur struktur pembentuk wacana, yaitu butir utama (headline), badan (body), dan penutup (close).

b.                  Saran
Bagi mahasiswa yang ingin meneliti struktur-struktur dalam wacana, carilah referensi sebanyak-banyaknya dan contoh yang cukup untuk mendukung penelitian kalian.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Adiel. (2009, november 13). Struktur Wacana. Retrieved februari 20, 2013, from ADIEL: http://adiel87.blogspot.com
Adiel. (2009, November 13). Analisis Struktur Wacana Iklan. Retrieved februari 20, 2013, from ADIEL: http://adiel87.blogspot.com
Brown, Gillian, dkk. 1996. Analisis Wacana. Terjemahan. Jakarta: Gramedia
Cahaya, Noor. (2012, September 15). Wacana Percakapan. Retrieved februari 24,2013, from Shine Emya de Linguistika: http://shinedelinguistika.blogspot.com
Ensen, S. (2012, april 13). Model Struktur Wacana Iklan Ultra Milk. Retrieved februari 20, 2013, from Jejak_Ensen: http://balondalambelukar.blogspot.com
Hatch, Evelyn. 1992. Discourse and Language Education. New York: Cambridge University Press.
Rosidi, Imron. Struktur Pertukaran dalam Kupas Tuntas Calon Presiden di Trans TV.( http://guru umarbakri.blogspot.com/2009/05/artikel-ilmiah-kebahasaan.html) . Diakses tanggal 10 Mei 2010
Stenstrom, Ana. 1994. An Introduction Spoken Interaction. New York: Longman
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa
Yuliawati, Susi. 2008. Konsep Percakapan dalam Analisis Wacana. Skripsi (tidak diterbitkan).